
Diilhami oleh semangat persatuan yang dikumandangkan para pemuda dari Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Bataks Bon, Jong Islamieten Bon, Jong Celebes, yong Ambon dan Pemoeda Kaoem Betawi 84 tahun silam, komunitas sepeda ID-DT berencana akan melakukan kegiatan gowes bertema perjuangan sumpah pemuda dengan rute Tugu Proklamasi Menteng menuju Tugu Kebulatan Tekad Pemuda di Rengasdengklok. Pagi itu, sabtu 27 oktober 2012 tidak seperti biasanya pukul 06.00 di Lapangan Tugu Proklamasi Menteng berkumpul beberapa orang mengenakan kaos orange sambil membawa sepeda lipat. Yah, memang hari tersebut adalah hari yang telah direncanakan, kawan-kawan dari IDDT akan memulai gowes dari Jakarta ke Rengasdengklok. Sementara sang EO om Widy dengan segala macam atribut yang disiapkan sebelumnya untuk dibagikan kepada peserta. Om Rully dengan sigapnya membagi bagikan bendera/tag untuk dipasang di sepeda masing-masing, sedangkan om Apank mencatat dan membagikan buff yang memang sudah dipersiapkan.
Sambil menunggu persiapan sebagian yang lain sibuk mempersiapkan sepedanya dan ada yang sarapan untuk sekedar mengisi perut sebelum melakukan gowes yang cukup panjang, target kami hari ini adalah +- 100km. Sungguh pagi itu nuansa kekerabatan sangat terasa sekali, bahkan sampai yang gak bisaberangkatpun disempatkan untuk hadir di tikum (tempat berkumpul) sekedar melepas rombongan. Setelah semuanya siap sesi foto pun dimulai, semua peserta berbaris rapi di depan Tugu Proklamasi Menteng dan berhitung dimulai, ada +-28 orang yang terkumpul untuk melakukan kegiatan gowes hari ini termasuk tim pengantar dan pelepas bendera start.
Perjalanan dimulai sekitar pukul 07.30 WIB dimulai dari menyusuri Jl.Dr Cipto, salemba, Jl. Pramuka, Jl. Pemuda. Sebelum masuk ke masuk ke kawasan industri Pulogadung rombongan sempat regroup sebentar untuk sekedar membeli minum dan mengambil uang di ATM di SPBU. Setelah terkumpul lengkap rombongan mengarah menuju cakung dan masuk di perumahan ujung menteng menuju Banjir Kanal Timur (BKT). Dari sini perjalanan sudah mulai mengasyikan karena kita menyusuri sepanjang BKT. Kebetulan cuaca hari tersebut sangat mendukung, mendung menggelayut namun tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, sehingga cuaca tidak begitu terik seperti yang kami kuatirkan sebelumnya.Sampai di akhir BKT kita bertemu jalan Marunda-Cilincing, disini gowes mesti mesti hati-hati karena jalanan dipenuhi oleh kontainer dan truk besar sedangkan samping kanan dan kiri jalan terdapat pasar tumpah, sampai akhirnya kita masuk ke jalan raya Taruma Jaya yang tidak seramai tadi. Rombongan mengarah ke arah Babelan, menuju muara bakti, di sana kita akan menemui kilang minyak Pertamina EP dengan Flare yang tampak menyala dari kejauhan.


Ketika kami menemukan masjid rombongan berhenti dulu
untuk istirahat dan menunaikan sholat dhuhur bagi yang beragama muslim. Setelah
dirasa cukup beristirahat kita kembali melanjutkan perjalanan. Tibalah kami pada pertigaan jika kita ke kiri akan mengarah ke Pantai Pakis, belok kanan mengarah ke Rengasdengklok. Rekan-rekan ID-DT memutuskan untuk belok kiri mampir dahulu di situs Candi Jiwa. Candi Jiwa sendiri masih dalam tahap penggalian, belum semua bangunan candi terestorasi dengan baik. hanya ada 2 bangunan candi yang saya lihat disana dengan bentuk yang menurut saya kurang sempurna. Candi ini disinyalir merupakan candi budha peninggalan kerajaan Tarumanegara.
Setelah puas berfoto bersama di situs candi jiwa kami melanjutkan perjalanan ke Rengasdengklok. Beberapa kali rombongan menunggu beberapa rekan-rekan yang mengalami masalah ban bocor. Waktu menunggu yang cukup lama ini kami pergunakan untuk sekedar beristirahat dan membeli minuman di warung sepanjang jalan. Setelah tercatat dua kali rombongan beristirahat sambil merapikan barisan, pukul 4 sore rombongan tiba di Rengasdengklok. Sebelum ke tugu kebulatan tekad, kami sempatkan diri untuk mampir ke Sorabi Hijau khas Rengasdengklok. Sorabi hijau ini konon sudah melegenda di dunia perkulineran (secara belinya harus menggunakan effort yang tidak sedikit). setelah puas membeli Sorabi, kami langsung menuju Tugu Kebulatan tekad Rengasdengklok karena waktu sulit berkompromi atau berhenti barang sejenak. Tibalah kami pada situs sejarah yang menjadi saksi "penculikan" Proklamator oleh para pemuda. Konon Bung Karno dibonceng sepeda dari Jakarta menuju tempat ini. Sayang sekali rumah yang menjadi saksi sejarah tempat berkumpulnya para pemuda sudah tidak ada karena terkena abrasi sungai. Sebagai gantinya rumah tersebut didirikan di tempat lain yang tidak jauh dari tugu kebulatan tekad. Setelah melakukan ritual wajib dalam bersepeda (berfoto narsis maksudnya), kamipun segera mengejar kereta menuju Jakarta.

"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH
JANGSATOE,
TANAH AIR INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
TANAH AIR INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI
INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA"

BAHASA INDONESIA"
Click the picture to magnify it

Tim gowes sumpah
pemuda Rengasdengklok : Eka, Bagiyo, Mubarik, Sonny,Alex, TTB, Agung, Widy,
Adam, BAF , Boy, Ardinughi, Dendy, EBW,Aphank, Lucky, Abi, Yudha, Rully, Muenk,
Ari, Danz Brito.
Dua orang sampai BKT: Andrex dan Marcos
Kontribusi: Ardi Nugie
Sumber : Milis id-dt
Foto : Danz brito
Sumber : Milis id-dt
Foto : Danz brito
0 comments:
Post a Comment