Gowes Sumpah Pemuda 27102012

Kerawang | Jawa Barat | Indonesia

Sanur Sunrise

Sanur | Bali | Indonesia

Jump Higher Dude!

Pantai Losari Makassar

Benteng Rotterdam Makassar

Makassar | Sulawesi Selatan | Indonesia

Konservasi Penyu

Pulau Penyu | Tanjung Benoa | Bali | Indonesia


Wednesday, April 10, 2013

ADS Die Hard (Part2)



Apakah perjuanganku sampai di sana? Tentu tidak saudara, masih ada cerita sequelnya.  Karena perasaan penasaran dan tidak terima, aku memutuskan di tahun 2012 aku harus berjuang lagi untuk mengejar beasiswa. Apa pilihan tahun 2012? Ternyata stay the same, ADS!. Apa yang membuat aku begitu bandel dengan pilihan mengejar ADS? Bisa jadi karena aku malu dengan rekan-rekan sekantor, bisa jadi karena penasaran, bisa jadi karena tidak terima atas penolakan, atau bisa jadi nama tengahku adalah "kepala batu". Entahlah semua perasaan waktu itu sangat bercampur, susah mengidentifikasikannya. Daripada bosan dengan cerita prosesnya bagaimana, aku klik tombol skip aja yah. Hampir mirip prosesnya dengan tahun 2011, tapi tahun 2012 ini seleksi internal diganti menggunakan tes TPA dan Psikotest, Luar Biasa! Yang lebih luar biasa lagi proses seleksi ini bentrok dengan jadwal short course di Sg! Kesel? Banget!
Proses ADS 2012 kali ini aku lebih calm, tidak se-excited tahun sebelumnya. Karena sudah tahu step-stepnya lebih konsentrasi kepada materi aplikasi. Form Aplikasi aku perbaiki, CV dibuat lebih menarik, dan Pilihan studi aku rubah. Form Aplikasi lebih aku tekankan pada future position dan apa yang akan aku kontribusikan di masa depan. Benefit dari ADS aku sebutkan tanpa pada Me-Sentris. CV aku permak dari segi isi, grammar, dan bahkan layout. Akhirnya aku murtad dari pilihan studi akuntansi (yang merupakan background pendidikanku) beralih menjadi Information Systems. Aku menebak bahwa aplikasi yang menjanjikan, profil diri yang bagus, serta pilihan studi yang tidak tepat akan membantu aku untuk lolos.
Puji Tuhan 2012 aku masuk shortlisted candidate. Excited? Biasa saja karena tahun lalu aku juga mengalaminya, emosi mungkin semakin menurun. Bahkan menurutku perasaan over-excited dapat menjadi bumerang. Kandidat lain mungkin orang yang luar biasa di bidang akademis sedangkan aku orang biasa. Kandidat lain mungkin memiliki kemampuan bahasa inggris yang luar biasa, sedangkan kemampuanku biasa saja. Ini bukan perasaan minder ataupun menyerah. Ini adalah perasaan mengukur kemampuan diri sebelum berkompetisi. Jika kandidat lain memiliki nilai akademis yang bagus dan kemampuan bahasa inggris yang baik, apa yang bisa aku jual dalam wawancara? Pikiran inilah yang terngiang dalam kurun waktu November 2012 s.d Januari 2013. Aku ingat quote ex atasanku (Mr. Rendi) "Jika kamu belum bisa menjadi terbaik, jadilah yang berbeda". Bahkan aku secara tidak sengaja membaca quote dari Bill Gates seperti ini "If you can't make it good, at least make it look good.". Kedua quote inilah yang memacu semangatku untuk berusaha mendapatkan beasiswa meskipun kompetitorku lebih berkualitas.
25 Desember 2012 aku mengunjungi my grandpa di Malang Selatan. Satu hal yang menarik adalah aku bertemu dengan sang "Legenda". Sang "Legenda" itu adalah Omku (sepupu dari Papa) bernama Totok. Beliau mungkin seumuran mamaku, cacat sejak kecil karena sakit panas. Om Totok susah untuk berbicara, tidak bisa berjalan (seperti polio), dan tangannyapun tidak bisa memegang dengan sempurna. Kacamata tebal menghiasi wajahnya, hidup sangat sangat sederhana sekali banget (penggunaan kata ini lebih sopan namun tidak mencerminkan keadaan sebenarnya). Apa yang menjadikan beliau legenda? Dengan keterbatasan fisiknya, beliau pernah menggunakan sepeda yang beliau desain sendiri, mengayuh (dengan tangan) dari Malang Selatan Menuju Solo dan Finish di Kudus. kira-kira 1 Bulan adalah waktu tempuhnya. Jangan tanya menginap dimana dan siapa yang membantu, hal tersebut memang jauh dari nalar orang sehat. Semangatnya menginspirasiku untuk berjuang mendapatkan tiket ADS ini. Mungkin beliau orang yang terbatas fisiknya, namun tidak peduli berapa lama sampai ke tempat tujuan, beliau tetap sampai juga. Ini bukan masalah waktu tempuh, tapi tujuan. Bagi beberapa orang superb mungkin akan sekali "gowes" untuk meraih tiket ADS, namun aku bukan mereka, bukan orang superb. No Matter how long does it take, my short term destination is ADS.
Hari besar itupun datang juga, yah hari wawancara. I were there last year, and failed. Tapi karena mungkin karena semua materi sudah aku rangkum dalam presentasi, aku tidak begitu takut. Interviewer ku ada 2 orang (1 Australian Lady dan 1 Indonesian Gent). Mereka adalah akademisi dan biasanya seorang profesor. and Guess it! Salah satu interviewer ku adalah pengamat politik dan peneliti LIPI yang cukup terkenal sering melemparkan kritikan tajam kepada pemerintah, Mr. Ikrar Nusa Bakti. Luar Biasa Hariku! Dalam hati aku mendesah "it will be not easy". Normalnya wawancara adalah interviewer mengendalikan kita dan mereka menggali informasi penting dari kita. Aku sadar kemampuan bahasa inggris aktifku cukup mengenaskan, aku bahkan bisa saja stuck at the moment, dan robohlah panggungku. Telintas dipikiranku aku harus menguasai pewawancara bukan sebaliknya, namun dengan langkah halus tentunya. Karena pemikiran tersebut aku putuskan sebelum wawancara aku menyiapkan presentasi tentang teori studi, keterlibatanku dalam sebuah tim, Masalah yang terjadi dalam institusi (terkait dengan studi dan keterlibatan dalam tim), Solusi, Bagaimana posisiku dalam pemecahan masalah tsb, Pilihan studi dan alasannya, dan jawal kuliah. Aku cukup "berjudi" untuk memutuskan membuat presentasi ini, karena aku tidak tahu apakah hal ini diperbolehkan atau tidak. Setidaknya strategi ini dapat mengarahkan pertanyaan demi pertanyaan sesuai dengan skenarioku.
Hasilnya? Februari 2013 adalah momen dimana aku mendapatkan email yang di awali "Congratulation". Apa tipsnya? Mungkin hal sederhana saja : tampil beda dan tricky. Mungkin hal inilah yang membuat interviwer tertarik kepadaku dan memilih aku. Dan perjuangan 2 tahun itu berbuah manis, setiap kerja keras pasti ada hasilnya. Namun aku sangat sadar ini bukan destinasi terakhir, apalah artinya meraih beasiswa tanpa berhasil lulus dan meraih sertifikat dari universitas?Anda tertarik mengejar beasiswa? Just do it! Klik disini

ADS Die Hard (Part1)





Tak pernah terbersit dipikiranku untuk kuliah. Bayangkan saja SMA saja hampir tidak memiliki dana untuk sekolah karena masalah "ekonomi domestik". Luar biasanya kedua orang tuaku memperjuangkan pendidikanku bahkan sampai kuliah D3. Puji Tuhan aku sudah ada di bagian tangga bernama Sarjana. Mungkin gelarku lebih tepat disebut SST dari pada SE. SST aku definisikan bebas sebagai Sarjana Setengah Tua, pantaslah aku meraihnya pada usia 27. Tanpa berniat menyodorkan sebuah alibi, "perjalanan" edukasiku memang cukup panjang, setelah SMA aku beruntung bisa masuk ke D3 kedinasan karena alasan "ekonomi domestik". Setelah lulus D3 aku harus "mengabdi" kepada institusi yang membiayai sekolah aku. Melanjutkan pendidikan  pada jenjang yang lebih tinggi normalnya harus menunggu 2 tahun setelah ada penempatan definitif di intitusi. Namun ada juga rekan-rekanku yang masuk kategori "Abnormal" yang bisa langsung berkesempatan melanjutkan pendidikan di jenjang D4 tanpa harus bekerja dahulu. Puji Tuhan aku masih "Normal".
 Dengan kondisi menikah dan memiliki tanggungan, alangkah naifnya jika aku berpikir untuk melanjutkan studi dengan biaya sendiri. Kuliah ekstensi S1 masih terjangkau secara biaya, apalagi ketika itu aku belum menikah. Kembali ke "salam pembuka" ku, bahwa pendidikan tinggi adalah beyond my imagination. Tapi lucunya namanya manusia aku jadi tergoda untuk coba-coba bermimpi melanjutkan pendidikan. Layaknya Eve yang tergoda dengan bujuk rayu ular di Eden, bahwa pohon yang ada di tengah-tengah taman tersebut buahnya sangat lezat dan berkhasiat. Apalagi setiap bulan April pada tiap tahun muncul pengumuman penawaran beasiswa.
ADS layaknya buah yang menggairahkan dilihat. Program beasiswa bernama Australian Development Scholarship adalah beasiswa yang diberikan pemerintah Australia kepada masyarakat Indonesia untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di universitas Australia. Tertarik? Tentunya, siapa yang tidak senang dibiayai dalam studi?. Kenapa ADS? Mudah saja, karena sifat beasiswa ADS adalah Grant instead of Loan. Di institusiku memang ada beberapa beasiswa ditawarkan tapi kebanyakan sifatnya loan alias pinjaman. Berapa lagi uang yang harus Indonesia keluarkan? Ah sudah terlalu banyak hutang negara ini.
Percobaan mengejar ADS ku dimulai dari tahun 2011. Diawali dengan pendaftaran melewati institusiku (karena institusi dimana aku bekerja adalah Key Agency dari Australian Scholarship). Banyak sekali berkas yang harus aku siapkan mulai dari legalisasi ijazah dan transkrip (Indonesia maupun Bahasa Inggris), Legalisasi Akta Kelahiran, Surat Rekomendasi Atasan, Surat Pernyataan Kandidat, Surat Penilaian Atasan, Formulir pendaftaran internal, Statement of Purpose, dan sertifikat TOEFL. What a Biro-crazy insn't it? Setelah memasukkan berkas ke institusi tibalah namanya tes internal berupa assessment kandidat. Assessment kandidat ini mirip presentasi singkat kepada BOD institusi dan ada beberapa tes psikologi. Setelah sekitar 2 bulan keluarlah hasil assessment tersebut. Sudah diterimakah aku? Belum, setelah lulus assessment internal, aku sudah bisa disebut ADS Candidate from Key Agency, yang artinya aku berhak "mewakili" intitusiku untuk berjuang sendiri di seleksi ADS. FYI: biasanya dari 4000 an pelamar akan diseleksi atau shortlisted menjadi sekitar 750 kandidat. 750 Shortlisted candidates akan berhak untuk mengikuti tes Wawancara dan IELTS untuk didapatkan sekitar 400an awardees untuk menerima beasiswa ADS. Cukup panjang? JELAS, no doubt brother!. Singkat kata setelah berjuang sepenuh hati dan keringat jrennngggggg tibalah pengumuman di bulan Februari 2012. Bagaimana hasilnya? Luar Biasa saudara-saudara! Aku belum lolos! Hahahaha perjuangan 9 bulan dengan level self-confidence tinggi menuai hasil (pada waktu itu) sangat mengecewakan. Lelah dan Menguras Emosi, itulah gambaran perjuangan 9 bulan ADS. Bayangkan ketika aku masih berstatus kandidat, sudah bertebaran ucapan selamat dari rekan-rekan sekantor seraya bertanya "kapan berangkat ke oz?". FYI: Bahkan ada kandidat ADS yang telah 5 kali percobaan. Luar Biasa!