Wednesday, April 10, 2013

ADS Die Hard (Part1)





Tak pernah terbersit dipikiranku untuk kuliah. Bayangkan saja SMA saja hampir tidak memiliki dana untuk sekolah karena masalah "ekonomi domestik". Luar biasanya kedua orang tuaku memperjuangkan pendidikanku bahkan sampai kuliah D3. Puji Tuhan aku sudah ada di bagian tangga bernama Sarjana. Mungkin gelarku lebih tepat disebut SST dari pada SE. SST aku definisikan bebas sebagai Sarjana Setengah Tua, pantaslah aku meraihnya pada usia 27. Tanpa berniat menyodorkan sebuah alibi, "perjalanan" edukasiku memang cukup panjang, setelah SMA aku beruntung bisa masuk ke D3 kedinasan karena alasan "ekonomi domestik". Setelah lulus D3 aku harus "mengabdi" kepada institusi yang membiayai sekolah aku. Melanjutkan pendidikan  pada jenjang yang lebih tinggi normalnya harus menunggu 2 tahun setelah ada penempatan definitif di intitusi. Namun ada juga rekan-rekanku yang masuk kategori "Abnormal" yang bisa langsung berkesempatan melanjutkan pendidikan di jenjang D4 tanpa harus bekerja dahulu. Puji Tuhan aku masih "Normal".
 Dengan kondisi menikah dan memiliki tanggungan, alangkah naifnya jika aku berpikir untuk melanjutkan studi dengan biaya sendiri. Kuliah ekstensi S1 masih terjangkau secara biaya, apalagi ketika itu aku belum menikah. Kembali ke "salam pembuka" ku, bahwa pendidikan tinggi adalah beyond my imagination. Tapi lucunya namanya manusia aku jadi tergoda untuk coba-coba bermimpi melanjutkan pendidikan. Layaknya Eve yang tergoda dengan bujuk rayu ular di Eden, bahwa pohon yang ada di tengah-tengah taman tersebut buahnya sangat lezat dan berkhasiat. Apalagi setiap bulan April pada tiap tahun muncul pengumuman penawaran beasiswa.
ADS layaknya buah yang menggairahkan dilihat. Program beasiswa bernama Australian Development Scholarship adalah beasiswa yang diberikan pemerintah Australia kepada masyarakat Indonesia untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di universitas Australia. Tertarik? Tentunya, siapa yang tidak senang dibiayai dalam studi?. Kenapa ADS? Mudah saja, karena sifat beasiswa ADS adalah Grant instead of Loan. Di institusiku memang ada beberapa beasiswa ditawarkan tapi kebanyakan sifatnya loan alias pinjaman. Berapa lagi uang yang harus Indonesia keluarkan? Ah sudah terlalu banyak hutang negara ini.
Percobaan mengejar ADS ku dimulai dari tahun 2011. Diawali dengan pendaftaran melewati institusiku (karena institusi dimana aku bekerja adalah Key Agency dari Australian Scholarship). Banyak sekali berkas yang harus aku siapkan mulai dari legalisasi ijazah dan transkrip (Indonesia maupun Bahasa Inggris), Legalisasi Akta Kelahiran, Surat Rekomendasi Atasan, Surat Pernyataan Kandidat, Surat Penilaian Atasan, Formulir pendaftaran internal, Statement of Purpose, dan sertifikat TOEFL. What a Biro-crazy insn't it? Setelah memasukkan berkas ke institusi tibalah namanya tes internal berupa assessment kandidat. Assessment kandidat ini mirip presentasi singkat kepada BOD institusi dan ada beberapa tes psikologi. Setelah sekitar 2 bulan keluarlah hasil assessment tersebut. Sudah diterimakah aku? Belum, setelah lulus assessment internal, aku sudah bisa disebut ADS Candidate from Key Agency, yang artinya aku berhak "mewakili" intitusiku untuk berjuang sendiri di seleksi ADS. FYI: biasanya dari 4000 an pelamar akan diseleksi atau shortlisted menjadi sekitar 750 kandidat. 750 Shortlisted candidates akan berhak untuk mengikuti tes Wawancara dan IELTS untuk didapatkan sekitar 400an awardees untuk menerima beasiswa ADS. Cukup panjang? JELAS, no doubt brother!. Singkat kata setelah berjuang sepenuh hati dan keringat jrennngggggg tibalah pengumuman di bulan Februari 2012. Bagaimana hasilnya? Luar Biasa saudara-saudara! Aku belum lolos! Hahahaha perjuangan 9 bulan dengan level self-confidence tinggi menuai hasil (pada waktu itu) sangat mengecewakan. Lelah dan Menguras Emosi, itulah gambaran perjuangan 9 bulan ADS. Bayangkan ketika aku masih berstatus kandidat, sudah bertebaran ucapan selamat dari rekan-rekan sekantor seraya bertanya "kapan berangkat ke oz?". FYI: Bahkan ada kandidat ADS yang telah 5 kali percobaan. Luar Biasa! 






0 comments:

Post a Comment