Gowes Sumpah Pemuda 27102012

Kerawang | Jawa Barat | Indonesia

Sanur Sunrise

Sanur | Bali | Indonesia

Jump Higher Dude!

Pantai Losari Makassar

Benteng Rotterdam Makassar

Makassar | Sulawesi Selatan | Indonesia

Konservasi Penyu

Pulau Penyu | Tanjung Benoa | Bali | Indonesia


Sunday, December 2, 2012

My Captured Moment

Belum genap 4 bulan DSLR Canon ini menemani saya. Banyak momen-momen unik yang belum saya bagikan kepada blogger. Dengan kualitas dan kemampuan fotografi yang terbatas saya memberanikan diri untuk berbagi hasil jepretan saya kepada blogger. Plz feel free to criticize this picture :)
Jakarta punya museum
Lorong
Batavia dalam jendela

The Lader

Batavia Muda

Cycling and Smile

Sunday, November 25, 2012

DIY (Do It Yourself)

Untuk beberapa orang istilah DIY asing bagi telinga kita, sebagian orang sudah terbiasa dengan istilah tersebut. Mungkin kita sering berkunjung ke Ace Hardware, nah di sanalah sering kita baca beberapa produk dengan tulisan DIY. Atau jika anda sering browsing di internet anda mungkin pernah membaca artikel tentang DIY. Istilah DIY atau Do It Yourself sendiri saya kenali waktu saya mengenal Gitar. Lalu apa hubungannya DIY dengan Gitar?. Iya hobi gitar inilah yang membuat saya kenal apa itu DIY. Dimulai dari memasuki komunitas gitaris dan menyerap beberapa informasi dari mereka. Ada kolom atau thread tentang DIY yang berisi tentang skema dan layout PCB dari beberapa rangkaian elektronik dari beberapa efek gitar. Dari sanalah saya menekuni apa yang kami sebut "DIY".

Tanpa sadar sebelum masa itu, saya telah melakukan DIY semenjak saya masih anak-anak. Saya paling suka "mengoprek" apa saja disekitar saya. Bahkan sejak kecil saya paling suka melakukan pembongkaran mainan tanpa bisa memasangnya kembali. Saya mulai menyadari bahwa DIY atau Do it Yourself adalah sebenarnya cara pandang kita untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Jadi apa itu DIY? Menurut Wikipedia DIY didefinisikan sebagai 
Do it yourself (DIY) is building, modifying, or repairing something without the aid of experts or professionals. The popular culture phrase "do it yourself" had come into common usage (in standard english) by the 1950s, in reference to the emergence of a trend of people undertaking home improvement and various other small craft and construction projects as both a creative-recreational and cost-saving activity.
Setahu saya konsep DIY ini  populer di Amerika. Beberapa bapak rumah tangga di Amerika sering melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh pekerja profesional dengan tangan dan pikirannya sendiri. Alasan utama mereka melakukan itu karena di Amerika biaya untuk membayar pekerja profesional tersebut sangat mahal. Bagaimana di Indonesia?Secara tidak sadar sebenarnya kita juga sering melakukan DIY di kehidupan sehari-hari.

Misalnya jika ada rem sepeda kita macet, kita memilih untuk memperbaikinya sendiri dibandingkan dengan membawanya ke bengkel sepeda. Atau jika ada kran air kita rusak, kita lebih memilih menggantinya sendiri dibanding memanggil tukang bangunan. Banyak hal yang sebenarnya bisa kita lakukan tergantung dengan pengetahuan dan skill kita masing-masing. Misalnya hobi saya adalah ektronika dan memiliki sedikit pengetahuan tentang elektronika, maka saya sebenarnya bisa memecahkan masalah dalam keseharian saya yang berhubungan dengan elektronik. Yang menjadi masalah adalah kemauan dan ketersediaan waktu. Kita semua sadar bahwa tidak semua orang punya waktu luang untuk bisa melakukan DIY. Namun jika kita memiliki waktu luang namun tidak melakukan DIY artinya kita mengalami kendala kemauan. Memang tidak ada salahnya kita membayar orang untuk melakukan pekerjaan tersebut, namun banyak hal yang bisa kita dapatkan jika kita melakukan DIY.

Masalah keuangan merupakan hal penting pertama untuk melakukan DIY. Dengan melakukan DIY kita memiliki peluang untuk menghemat uang. Namun jika DIY ini membutuhkan beberapa peralatan yang mahal, ini juga menjadi hal yang diperdebatkan. Misalnya kita ingin membuat lemari pakaian sendiri, selain kayu kita juga butuh peralatan untuk membuat furniture. Hal lain yang akan kita dapatkan adalah pengetahuan baru. Disamping itu kita akan lebih mengetahui apa yang kita buat atau perbaiki. Misalnya jika kita memperbaiki rem sepeda, kita akan mengerti bagaimana cara kerjanya. Hal kedua inilah yang menurut saya sangat mahal.

Kita tidak perlu menjadi McGyver untuk menjadi hebat. Ini bukan masalah hebat atau tidak namun ini masalah kepuasan. Orang lain juga tidak akan koprol sambil teriak #pret kalau kita berhasil memperbaiki sesuatu. Namun dari konsep DIY inilah orang dapat dinilai kreatifitas, kemandirian, inisiatif, kerajinan, dan kehematannya.  Namun jika anda tidak yakin akan membuat rumah anda menjadi lebih baik, sebaiknya lupakanlah konsep DIY ini, cukup siapkan dana yang cukup. Ayo ber-DIY. Jangan takut gagal, mulailah dengan hal-hal paling mudah di sekitar kita. Berkontribusilah dalam rumah anda sendiri, inilah hal terpenting.

Sunday, November 18, 2012

Gowes Soempah Pemoeda bersama ID-DT 27102012





Diilhami oleh semangat persatuan yang dikumandangkan para pemuda dari Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Bataks Bon, Jong Islamieten Bon, Jong Celebes, yong Ambon dan Pemoeda Kaoem Betawi 84 tahun silam, komunitas sepeda ID-DT berencana akan melakukan kegiatan gowes bertema perjuangan sumpah pemuda dengan rute Tugu Proklamasi Menteng menuju Tugu Kebulatan Tekad Pemuda di Rengasdengklok. Pagi itu, sabtu 27 oktober 2012 tidak seperti biasanya pukul 06.00 di Lapangan Tugu Proklamasi Menteng berkumpul beberapa orang mengenakan kaos orange sambil membawa sepeda lipat. Yah, memang hari tersebut adalah hari yang telah direncanakan, kawan-kawan dari IDDT akan memulai gowes dari Jakarta ke Rengasdengklok. Sementara sang EO om Widy dengan segala macam atribut yang disiapkan sebelumnya untuk dibagikan kepada peserta. Om Rully dengan sigapnya membagi bagikan bendera/tag untuk dipasang di sepeda masing-masing, sedangkan om Apank mencatat dan membagikan buff yang memang sudah dipersiapkan.



Sambil menunggu persiapan sebagian yang lain sibuk mempersiapkan sepedanya dan ada yang sarapan untuk sekedar mengisi perut sebelum melakukan gowes yang cukup panjang, target kami hari ini adalah +- 100km. Sungguh pagi itu nuansa kekerabatan sangat terasa sekali, bahkan sampai yang gak bisaberangkatpun disempatkan untuk hadir di tikum (tempat berkumpul) sekedar melepas rombongan. Setelah semuanya siap sesi foto pun dimulai, semua peserta berbaris rapi di depan Tugu Proklamasi Menteng dan berhitung dimulai, ada +-28 orang yang terkumpul untuk melakukan kegiatan gowes hari ini termasuk tim pengantar dan pelepas bendera start.


Perjalanan dimulai sekitar pukul 07.30 WIB dimulai dari menyusuri Jl.Dr Cipto, salemba, Jl. Pramuka, Jl. Pemuda. Sebelum masuk ke masuk ke kawasan industri Pulogadung rombongan sempat regroup sebentar untuk sekedar membeli minum dan mengambil uang di ATM di SPBU. Setelah terkumpul lengkap rombongan mengarah menuju cakung dan masuk di perumahan ujung menteng menuju Banjir Kanal Timur (BKT). Dari sini perjalanan sudah mulai mengasyikan karena kita menyusuri sepanjang BKT. Kebetulan cuaca hari tersebut sangat mendukung, mendung menggelayut namun tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, sehingga cuaca tidak begitu terik seperti yang kami kuatirkan sebelumnya.Sampai di akhir BKT kita bertemu jalan Marunda-Cilincing, disini gowes mesti mesti hati-hati karena jalanan dipenuhi oleh kontainer dan truk besar sedangkan samping kanan dan kiri jalan terdapat pasar tumpah, sampai akhirnya kita masuk ke jalan raya Taruma Jaya yang tidak seramai tadi. Rombongan mengarah ke arah Babelan, menuju muara bakti, di sana kita akan menemui kilang minyak Pertamina EP dengan Flare yang tampak menyala dari kejauhan. 



Di daerah Muarabakti rombongan harus meyeberang sungai menggunakan Eretan (dalam bahasa setempat berarti Rakit). Saya sendiri cukup heran dengan pemandangan ini. Menurut saya pemandangan di depan saya merupakan keajaiban di abad 20, karena sebenarnya daerah ini tidak begitu jauh dengan Jakarta namun sarana dan prasarana jembatan belum ada, sehingga untuk menyeberang sungai kita mesti naik semacam rakit. Suasana cukup meriah mengingat baru kali ini sepeda kami diangkut menggunakan rakit menyeberang sungai secara berombongan. Hamparan sawah yang sudah selesai dipanen membentang indah dihadapan kami, dan bakat narsis temen teman langsung muncul, kita puas berfoto ria di sini dengan menenteng sepeda masuk kedalam sawah yang telah dipanen. Rombongan mulai terpecah menjadi 3 bagian besar. Road Captain pakdhe Eka dan kawan kawan yang sering kita sebut Id-kolot berada jauh di depan, saya bersama marshal om BAF ada di posisi tengah, sedangkan rombongan belakang dikawal sang sweeper om EBW jauh dibelakang.Beruntung kita dibekali alat komunikasi HT sehingga koordinasi antara depan, tengah dan belakang dapat berjalan dengan baik. 


Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang dan kamipun sangat kelaparan. Bayangkan saya hanya bermodalkan roti tawar 3 lembar untuk memulai gowes gila ini. Kamipun singgah ke warung seadanya, namun akhirnya kami pilih warung yang cukup representatif dari segi banyaknya bangku dan banyaknya nasi dan lauk yang tersedia. Dan tampaknya sang empunya warung dadakan ini tidak siap didatangi gerombolan pesepeda yang tampaknya sangat kelaparan, terbukti akhirnya teman-teman yang berada di rombongan belakang tidak kebagian nasi. Untung saja di seberang warung tersebut ada juga warung makan yang buka, walau dengan menu yang berbeda. Menu kali ini adalah sop daging ditemani semur jengkol dan tahu tempe. Namun saran saya jika gowews jarak jauh hindari menu terkutuk bernama jengkol ini, bukan masalah baunya namun "saluran air" bakalan tersumbat (bagi pesepeda ini sangat menyakitkan).


Ketika kami menemukan masjid rombongan berhenti dulu untuk istirahat dan menunaikan sholat dhuhur bagi yang beragama muslim. Setelah dirasa cukup beristirahat kita kembali melanjutkan perjalanan. Tibalah kami pada pertigaan jika kita ke kiri akan mengarah ke Pantai Pakis, belok kanan mengarah ke Rengasdengklok. Rekan-rekan ID-DT memutuskan untuk belok kiri mampir dahulu di situs Candi Jiwa. Candi Jiwa sendiri masih dalam tahap penggalian, belum semua bangunan candi terestorasi dengan baik. hanya ada 2 bangunan candi yang saya lihat disana dengan bentuk yang menurut saya kurang sempurna. Candi ini disinyalir merupakan candi budha peninggalan kerajaan Tarumanegara.

Setelah puas berfoto bersama di situs candi jiwa kami melanjutkan perjalanan ke Rengasdengklok. Beberapa kali rombongan menunggu beberapa rekan-rekan yang mengalami masalah ban bocor. Waktu menunggu yang cukup lama ini kami pergunakan untuk sekedar beristirahat dan membeli minuman di warung sepanjang jalan.  Setelah tercatat dua kali rombongan beristirahat sambil merapikan barisan, pukul 4 sore rombongan tiba di Rengasdengklok. Sebelum ke tugu kebulatan tekad, kami sempatkan diri untuk mampir ke Sorabi Hijau khas Rengasdengklok. Sorabi hijau ini konon sudah melegenda di dunia perkulineran (secara belinya harus menggunakan effort yang tidak sedikit). setelah puas membeli Sorabi, kami langsung menuju Tugu Kebulatan tekad Rengasdengklok karena waktu sulit berkompromi atau berhenti barang sejenak. Tibalah kami pada situs sejarah yang menjadi saksi "penculikan" Proklamator oleh para pemuda. Konon Bung Karno dibonceng sepeda dari Jakarta menuju tempat ini. Sayang sekali rumah yang menjadi saksi sejarah tempat berkumpulnya para pemuda sudah tidak ada karena terkena abrasi sungai. Sebagai gantinya rumah tersebut didirikan di tempat lain yang tidak jauh dari tugu kebulatan tekad. Setelah melakukan ritual wajib dalam bersepeda (berfoto narsis maksudnya), kamipun segera mengejar kereta menuju Jakarta.

Sampai disini semua rencana gowes yang sudah disusun nampaknya berjalan mulus sesuai rencana sampai akhirnya kita berniat pulang menggunakan kereta, dan menanyakan ke penduduk setempat arah stasiun terdekat. Dan sungguh jawabannya sangat mencengangkan kami semua…”Stasiun terdekat masih 20km lagi”…..dhuuenngggg… .saat itu sudah menunjukan hampir pukul lima sore dan kereta terakhir ke Jakarta adalahpukul 18.15. Akhirnya setelah semua rombongan menyeberangi sungai Citarum (lagi) menggunakan rakit untuk menuju kearah stasiun (Gilanya mobil evakuasi harus digendong rakit eretan ketika menyeberang sungai). Yang ada dalam bayangan kami adalah kereta berangkat pukul 18.15, jadilah jalan Raya Pebayuran dengan kondisi aspal keriting di sepanjang aliran sungai Citarum menjadi ajang balapan kami. Yang bikin kami Galau adalah ketika setiap berhenti dan bertanya ke penduduk selalu dijawab “stasiun masih jauh”. Gowes kali ini memang "cungguh" bertemakan kebulatan tekad, yaitu tekad jangan sampai tertinggal kereta. Saat tersebut menurut saya adalah saat kritis karena kami gowes dengan tenaga dan mental yang tersisa. Semua rombongan lengkap kumpul di stasiun sekitar pukul 18.10 atau lima menit sebelum kereta berangkat. Gowes heroik ini telah usai, cyclometer menunjukan angka 130 km, kalau mengingat perjalanan terakhir yang sangat heroik demi mengejar kereta lega rasanya saya sudah berdiri manis di kereta Odong-odong dengan sepeda terlipat rapi dalam keret. Sementara itu di gerbong kereta ini terlihat tumpukan karung berisi hasil bumi dari karawang dan beberapa barang dagangan dari Cikampek. Gowes dengan temen-teman IDDT selalu menyisakan kenangan yang membahagiakan. Kebersamaan dengan candaan yang menghapuskan segala keletihan fisik maupun mental ditambah lagi belajar semangat saling menolong diantara rombongan. Beberapa perbedaan latar belakang dari kami (bahkan usia) justru menciptakan suatu keindahan dan harmonisasi ketika disatukan dalam persahabatan dengan tagline ID-DT. Bayangan saya melayang pada 84 tahun yang lalu dimana dengan perbedaan suku dan adat istiadat para pemuda berikrarmenyatukan langkah. Lirih sayup sayup terdengar ditelinga saya suaraJong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Bataks Bon, Jong IslamietenBond, Jong Celebes, yong Ambon dan Pemoeda Kaoem Betawi berucap :

"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANGSATOE, 
TANAH AIR INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA"



Click the picture to magnify it




   


Tim gowes sumpah pemuda Rengasdengklok : Eka, Bagiyo, Mubarik, Sonny,Alex, TTB, Agung, Widy, Adam, BAF , Boy, Ardinughi, Dendy, EBW,Aphank, Lucky, Abi, Yudha, Rully, Muenk, Ari, Danz Brito.
Dua orang sampai BKT: Andrex dan Marcos

Kontribusi: Ardi Nugie
Sumber : Milis id-dt
Foto : Danz brito

Friday, November 16, 2012

Tanjung Bira mem-Bara

Apa yang terbersit di kepala anda jika saya mengajukan nama Tanjung Bira?Bagi orang Indonesia kebanyakan pasti jarang ada yang tahu. Namun mungkin tidak dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Tanjung Bira adalah destinasi wisata di Sulawesi Selatan. Dari kota Makassar anda harus melalui perjalanan darat selama kurang lebih 4 jam. Tanjung Bira terletak di ujung kaki huruf K pada peta Sulawesi. Untuk lebih tepatnya anda dapat melihat peta di bawah ini. Beruntungnya saya karena pada Bulan September saya berkesempatan mengunjungi Tanjung Bira, Pantai Bara, Pulau Liukang dan Pulau Kambing.




Selama ini saya mengira wisata pantai yang bagus hanya ada di Bali, Lombok, Bunaken, Derawan, dan Raja Ampat. Jika anda mengira sama dengan saya, kita ternyata telah menghakimi destinasi wisata bahari kita terlalu dini. perjalanan selama 4 Jam cukup melelahkan, namun anda akan melupakannya sesampai anda di Tanjung Bira. Yes it is the real blue, fresh, and natural.


Penginapan di Tanjung Bira cukup banyak dari harga Rp200.000,- s.d. Rp2.000.000,- per kamar per malam. Jangan takut warung makanan di sini juga cukup banyak, begitu juga restoran. Namun hal yang cukup unik dari Tanjung Bira waktu pertama kali memasuki pintu gerbang yaitu sebuah peringatan "Awas bahaya HIV AIDS", saya langsung tersenyum dan mengetahui bahwa di sini juga terdapat Red District (sayang sekali).  Memang fasilitas wisata di Tanjung Bira tidak selengkap Bali dan Lombok. Inilah yang membuat Tanjung Bira dan Pantai Bara cukup unik karena masih natural. Tapi jangan salah wisatawan mancanegara juga banyak kita jumpai di sini, hal ini mungkin akan membuktikan bagi kita bahwa Tanjung Bira memang benar-benar indah.


Di hadapan Anda terbentang pantai berwarna biru nan bersih dengan ombak kecil yang tenang. Di sepanjang garis pantai, Anda bisa menyaksikan pasir pantai yang putih dan bersih. Sedang di sisi Timur tampak perbukitan batu kapur yang tertata rapi oleh alam. Pasir di Pantai Bira terkenal sangat lembut, wisatawan menyebutnya sebagai pasir tepung karena halusnya. Air laut biru bening Pantai Tanjung Bira tidak kalah menggoda, sangat terlihat gradasi dari putih, biru muda, biru agak tua, dan biru sangat tua, sangat menawan!. Di Pantai ini anda dapat duduk-duduk, bermain pasir, berenang, bermain banana boat, bermain ban, ataupun snorkeling maupun menyelam, semua bisa di sini.

Jika anda sudah bosan dengan pantainya anda dapat berjalan ke sisi barat sepanjang 2 km dan anda akan menemui Pantai Bara dengan kondisi yang lebih sepi dan bersih. Anda juga bisa mengunjungi pulau Liukang ataupun Pulau Kambing. Namun jika anda memiliki waktu yang lama untuk berlibur, menginaplah di Pulau Selayar karena konon di sana lebih banyak spot diving yang sangat bagus. Atau jika waktu anda terbatas berkunjunglah ke bengkel pembuatan Kapal Pinisi yang sangat melegenda di dunia. Konon orang Eropa sering berkunjung ke Tanjung Bira hanya untuk memesan Kapal Pinisi dan membawanya ke Eropa. Luar Biasa!


Sunset in Tanjung Bira











Saturday, September 22, 2012

Bali in a Glance | Let The Picture Talks

Garuda Indonesia Airways in Oldish Style

   
Nasi Lawar Seller
 Nasi Lawar Buyer


Sanur Sunrise Road
Sunbathing @Sanur


  









Thursday, September 20, 2012

Prasi Virgin Beach | The Hiden Nirvana

Prasi Virgin Beach is located between two rocks in prasi village, karangasem district, Bali Indonesia, which is not familiar to local tourist's ear. I have realized why this beach was named as Virgin Beach, it is placed in remote location. You can reach it from Bali Safari and marine park about 37 kms. From Padang Bai to prasi you can see rock hill which makes you say what a route!. It is little bit dangerous road, you have to be careful and watch the road out, and please do not be sleepy.

As You see in a map, you should slow your vehicle down when you reach bug bug road because the road to the beach (named Jalan Pasir Putih) is narrow but you can drive your car in.  In the crossroad you find villagers ask dues. It is cheap just Rp2,000.00 per pax ( I do not know how much they ask for foreigner, but I think it is not too expensive). After that, The way to the beach is slightly not good. You will drive on semi off road, please be careful. But at the end of that damn road you will see "the real beach" which is real blue.  You don't have to colorize its sea by photoshop. #LoL  

There are mere local kiosk which sell drink, beer, and instant noodle. But it is no big deal because I think you just want to enjoy the beach, instead of the meal. You can rent the beach umbrella which includes two beds to lay your body down for Rp20,000.00. The villager sometimes offers massage service or meal as I mention before.  Surprisingly I rarely find local tourists. You should go home before 6pm because there is no electricity. Yes it is Virgin!Yes it is real blue! Just enjoy the other side of Bali. If you need to see the real beach I suggest you to experience it. It is worthed enough to drive 1.5 hours from sanur, you won't regret it.

if you have not been satisfied yet by description above, let the picture talks everything (click it for magnifying the picture)
Virgin and Blue
Not Crowded
Rarely find local tourist


If you hate swimming, just walk on it

Tuesday, January 24, 2012

Silly Money Policy

Angin perubahan mulai bertiup di perekonomian dunia. USA dan Uni Eropa sedang meratap. Akibat kasus Subprime Mortgage dan besarnya pembelanjaan anggaran, USA mulai memanen hasilnya. Ekomoni kolaps bahkan pagu  utang negara naik menjadi $ 14,3 triliun. Hobi berperang menambah runyam potret anggaran USA, selain tata kelola keuangan yang menyedihkan (berkaca pada pengelolaan subprime mortgage). Uni Eropa tidak juga lebih baik dari USA. Diawali oleh kegagalan Yunani mengelola anggaran negara dengan baik. Bagaimana tidak mengejutkan, di tahun 2007 indikator ekonomi makro Yunani tumbuh positif karena sektor pariwisata Yunani (bahkan lebih tinggi dari beberapa negara Eropa lainnya). Indikator inilah yang membuat para Investor dan Kreditur mengambil keputusan berdasarkan missleading information. Siapa sangka pada akhir 2009 hutang Yunani menembus 120% dari Produk Domestik Bruto (meskipun para analis meyakini angka tersebut sebenarnya lebih besar) dan terancam mengalami gagal bayar. Pertengahan 2010 Yunani mendapatkan suntikan dana dari IMF senilai €110 miliar dengan beberapa perjanjian yang mengikat untuk melakukan reformasi. Pada saat itu kemudian terkuak fakta bahwa defisit anggaran Yunani sudah mencapai 12,7 % dari Produk Domestik Bruto (PDB), sementara menurut Kopen Hagen Criteria negara anggota Uni Eropa tidak boleh defisit anggaran melampaui 3% dari PDB. Bahkan saking parahnya Yunani nyaris tidak bisa menggaji pegawainya. 

Goncangan Eropa tidak hanya sampai di Yunani, Irlandia dan Portugal menyusul pada saat yang hampir bersamaan.Tahun 2011 Spanyol, UK, dan Jerman menyusul memasuki zona kuning. Di belahan dunia lainnya Cina dan Jepang adalah pemegang devisa terbesar di dunia, bahkan dalam informasi yang dirilis oleh Department of Treasury atau Department Keuangan AS, utang Amerika terhadap China sudah mencapai  $1.5 Triliun. Semua negara yang terpukul krisis berjuang melawan defisit anggaran. USA dan Uni Eropa sedang “lucu-lucunya” melakukan tight money policy

Bagaimana dengan Indonesia?Memang kondisi Indonesia masih lebih baik dari USA dan Eropa. Bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang masih positif, namun juga rasio hutang terhadap PDB masih dibawah 25%. Semoga hal ini tidak hanya angka di atas kertas dan bukan merupakan missleading information. Bahkan di tahun 2011 Indonesia mendapatkan label investment grade dari dua lembaga pemeringkat utang yakni Fitch dan Moody's.

Jika kita berbicara tentang Income Statement kita akan berbicara tentang Revenue dan Expense, Gain dan Loss. Jika kita membicarakan Anggaran kita akan bicara tentang Pendapatan dan Belanja. Adalah hal biasa jika sebuah perusahaan komersial memaksimalkan profit yang akan mereka dapat dengan 2 cara. Pertama adalah menaikan revenue, yg kedua adalah mengurangi expense. Mudah secara matematis bukan?
 Hal ini akan menjadi sulit manakala kita bicara tentang Anggaran Negara. Sangatlah mudah secara teori untuk mengatur ingin anggaran seperti apakah kita melihat tujuan yang ingin kita pakai. Benar bahwa tidak selamanya anggaran defisit itu adalah buruk (hal yang sangat berbeda dengan perusahaan komersial tentunya). Namun di saat situasi tertentu dimana kita menghindari anggaran defisit sudah selayaknya kita mengurangi bahkan atau bahkan mencapai surplus. Masalah utama jika management anggaran adalah Pendapatan dan Belanja, That’s All. Jika sekarang kita ingin anggaran kita surplus secara matematis kita akan menggenjot Pendapatan negara dan menekan Belanja negara. Sering kali sebagai masyarakat yang cukup konsumtif kita lupa bahwa ada komponen yang bisa kita manage selain Pendapatan. Di saat pendapatan negara ini sudah "mentok", kita seharusnya concern pada management pengeluaran.

Belanja negara adalah hal yang penting jika dilakukan tepat sasaran dan bertujuan jelas tentunya misalnya menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong ekonomi dalam negeri, menggenjot daya beli masyarakat dll. Namun di lain pihak penggunaan anggaran dengan serampangan membuat Objective/Goal/Purpose dari belanja negara itu sendiri tidak akan pernah pernah tersentuh (apalagi tercapai). Saya ingat petuah dari orang tua saya yang cuma lulusan STM dan SMP waktu melepas anaknya kuliah di Ibukota. Mereka bilang "Nak pergunakan uang bulanan dengan sebaik-baiknya, belilah kebutuhanmu, jangan sampai sakit di ibu kota". Intinya belilah apa yang benar-benar saya butuhkan. Setiap saya menginginkan sesuatu yang melebihi kapasitas saya, saya akan bilang dalam diri kita sendiri, saya tidak butuh barang ini. Sampai saat ini sayang bangga memiliki orang tua mereka.

Ujilah diri kita sendiri hai Indonesia!Sudahkah kita mempunyai tujuan yang jelas dalam berbelanja? Apakah kita sudah membelanjakan dana kita untuk hal yang benar? Masih perlukah kursi sidang 24 Juta Rupiah itu? Masih perlukah mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk ruang sidang dan toilet? Dari perspektif Result Oriented, melakukan pemborosan dan korupsi adalah sama, yaitu sama-sama membuang uang sia-sia (tentunya tidak sama dalam hal proses, motif, dll). Yakinlah korupsi dan pemborosan anggaran sama-sama menciptakan ekonomi biaya tinggi yang pada akhirnya membuat negara ini semakin jauh dari kata sejahtera. Penghematan bukan berarti miskin dan tidak indah. Saya tidak bilang tidak boleh ada bangku di ruang sidang, atau tidak perlu ada toilet bersih di gedung pemerintahan. Tentunya kita mengamini sebagai rakyat jelata rasanya kursi 24 Juta Rupiah yang di impor dari Jerman itu adalah pemborosan. Jika saya mengabaikan proses tender, rasanya kursi produksi lokal juga banyak yang lebih nyaman. Bukankah hal tersebut dapat mendorong ekonomi Indonesia? Hal ini juga seharusnya berlaku pada semua lini pemerintahan.

Kita sering salah kaprah saat ada pimpinan yang berujar “Departemen anu tidak becus menyerap anggaran, Kementerian itu pintar sekali menyerap anggaran”. Masalahnya adalah bukan menghabiskan anggarannya, tetapi kemana anggaran tersebut digunakan. Jika hal terpenting adalah kemana anggaran ini digunakan, maka hal terpenting yang harus kita cermati adalah perencanaan, tujuan yang jelas, dan pelaksanaan yang benar. Orientasi kita seharusnya bukan asal habis. Ingat hidup yang berorientasi pada tujuan adalah jauh lebih baik dari pada asal hidup. Jangan sampai krisis ekonomi Eropa dan USA mendekati Indonesia hanya karena hal-hal bodoh. Belum lagi kalau kita bicara korupsi, pasti akan lebih lama lagi saya menyusun curahan hati saya.

Saya memiliki impian Indonesia yang indah yaitu Indonesia yang bersih, semua rakyatnya berpendidikan, pendidikan murah bahkan gratis, dari pemimpin tertinggi sampai RT/RW memiliki integritas dan jujur, Transportasi nyaman dan murah, tidak ada kemacetan karena rakyatnya sangat sederhana, pendapatan per kapita tinggi, Index Corruption-nya melebihi Singapura, pembagian profit sharing yang adil antara kontraktor luar negeri dan pemerintah, tidak ada kerusuhan SARA maupun sebab lain, tidak ada genk-genk yang tidak jelas, dan hal-hal lain yang ideal. Terlalu indah memang mimpi saya, tidak apa bagi saya dari pada sama-sama mimpi namun mimpi buruk?

|Integrity|Smart|Creative|Leadership|Synergi|Purpose Oriented|